29 Des 2012

Jangan Terlalu Fokus Untuk Mendapatkan Penghargaan Dan Simpati Manusia


Lukman al-Hakim berwasiat : “Duhai anakku, janganlah kau jadikan hatimu terpaut & tergantung pada simpati, pujian dan makian manusia karena hal itu tak akan bisa diraih sekalipun manusia berupaya keras untuk menggapainya sesuai dengan kemampuan maksimalnya.

Sang anak kemudian meminta ayahnya memberikan contoh nyata yang bisa dilihatnya sendiri dari pesan tersebut. Keduanya keluar bersama hewan tunggangan lalu, Lukman menaikinya dan membiarkan
anaknya berjalan di belakangnya.  Kemudian keduanya melewati suatu kaum & mereka pun berkomentar. “Ini orang tua keras sekali hatinya, tak punya belas kasihan, ia menaiki kendaraan, padahal ia lebih kuat dari anaknya, sementara anaknya dibiarkan berjalan di belakangnya. Ini contoh yang jelek!

Lukman pun berkata kepada anaknya “Kamu dengar ucapan & penolakan mereka terhadapku yang menaiki hewan & membiarkanmu berjalan??

Lukman kemudian meminta anaknya menaiki keledai itu dan Lukman berjalan di belakangnya. Begitu melintasi masyarakat yang lain, mereka berkata, “Ini orang tua & anak jelek sekali kelakuannya. Mengapa orang tua itu tak didik anaknya, sehingga ia sendiri enak naik kendaraan, sedangkan ayahnya dibiarkan berjalan di belakangnya padahal orang tua lebih berhak dimuliakan dengan memberinya kesempatan naik kendaraan. Anak itu sungguh durhaka kepada orang tuanya.” Ucap Masyarakat. Mendengar ucapan itu, Lukman pun mengingatkan anaknya untuk tetap mendengarkan pendapat masyarakat atas perbuatan mereka.

Ingin mendapatkan pendapat komentar masyarakat yang lain, Lukman dan anaknya lalu bersama-sama menaiki keledai itu

Mereka pun melewati suatu kaum. Tak lama berselang, kembali muncul perkataan menyindir Lukman dan anaknya. “Kedua penunggang hewan ini sama sekali tak punya belas kasihan dan tiada kebaikan dari Allah sedikit pun pada keduanya"

"Seekor hewan dinaiki dua orang, sungguh sangat membebani dan dapat menyakiti hewan tunggangan itu, padahal jika yang satu naik, lalu yang satunya lagi berjalan, itu lebih baik dan lebih punya rasa kasihan,” ujar kaumnya

Lukman pun kembali bertanya kepada anaknya, “Kamu dengar ucapan mereka? “Ya,” jawab anaknya.
“Kalau begitu, kita biarkan hewan itu berjalan sendiri tidak ditunggangi.” Keduanya menuntun hewan tersebut dengan diapit di antara keduanya. Ketika melalui suatu kaum, mereka pun berkata, “Aneh sekali kedua orang ini mereka biarkan hewan itu berjalan sendiri tanpa penumpang"

Mereka semua mengecam tindakan Lukman & anaknya itu, sebagaimana keduanya menerima kecaman dari masyarakat yang dijumpai sebelumnya.

Lukman berkata kepada putranya “Kamu lihat, bagaimana hasrat untuk meraih simpati manusia itu sebagai suatu keinginan yang mustahil?

Maka, janganlah kamu menoleh dan bergantung kepada mereka, tapi sibukkanlah dirimu dalam meraih Ridha Allah SWT. Karena, di dalamnya ada aktivitas yang berguna, ada kebahagiaan & penerimaan, baik di dunia maupun di saat hari perhitungan nanti

Itulah Nasihat dari kisah Lukman dan Anaknya yang mengajarkan kepada kita untuk tidak terlalu fokus pada penghargaan & Simpati Manusia.

Semoga bermanfaat!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar