Banyak hadits yang menjelaskan tentang keutamaan-keutamaan besar bagi wanita muslimah yang mengalami haidh dan amalan-amalan yang dilakukannya pada saat itu, antara lain :
- Diriwayatkan dari Nabi saw, bahwa beliau bersabda: “Apabila seorang wanita mandi setelah berakhir masa haidnya, lalu ia melaksanakan sholat dua roka’at dengan membaca surat Al-Fatihah dan surat Al-Ikhlas sebanyak tiga kali pada setiap roka’atnya, maka Allah akan mengampuni dosa-dosa besar maupun kecil yang pernah diperbuatnya, dan kesalahan-kesalahannya tidak akan dicatat (oleh Allah) hingga datang masa haidh berikutnya, dan Allah akan memberinya pahala 60 (enam puluh) orang yang mati syahid, dan akan dibangunkan untuknya sebuah kota di dalam Surga, serta Allah akan memberinya cahaya sejumlah rambut yang ada di kepalanya. Dan jika ia mati karena haidnya, maka ia mati dalam keadaan syahid.”
- Aisyah ra berkata: “Tidaklah seorang wanita mengalami haidh melainkan haidnya itu akan menjadi penghapus bagi dosa-dosanya. Dan jika ia mengucapkan ketika mengalami haidh, “Alhamdulillah ‘Ala Kulli Haalin wa Astaghfiruka min Kulli Dzanbin” (segala puji bagi Allah dalam keadaan apapun, dan aku memohon ampunan kepada-Mu dari segala dosa), maka dicatat (oleh Allah) baginya pembebasan dari api neraka, dan jaminan keamanan dari siksaan. Demikian sebagaimana yang telah lalu disebutkan bahwa wanita yang haidh apabila ia beristighfar sebanyak 70 (tujuh puluh) kali pada setiap sholat, maka dicatat baginya (pahala) seribu roka’at, dan dihapuskan darinya 70 (tujuh puluh) dosa, dan dibangunkan untuknya sebuah kota di dalam surga sebanyak rambut yang ada pada badannya.”
- Allah mengampuni semua dosa besar dan kecil yang pernah dilakukan oleh wanita yang haidh.
- Allah tidak akan mencatat kesalahan-kesalahan wanita yang sedang haidh hingga tiba masa haidh berikutnya.
- Allah memberikan kepada wanita yang sedang haidh pahala 60 (enam puluh) orang yang mati syahid.
- Allah akan membangunkan sebuah kota di dalam Surga bagi wanita yang haidh.
- Allah akan memberikan cahaya kepada wanita yang haidh sebanyak rambut yang ada di kepala dan badannya.
- Jika wanita yang sedang haidh itu mati, maka ia mati dalam keadaan syahid.
- Allah akan mencatat baginya pembebasan dari api neraka.
- Allah akan memberikan kepadanya jaminan keamaan dari azab (siksaan-Nya).
- Dan lain sebagainya.
DERAJAT HADITS TERSEBUT:
Hadits-hadits tersebut di atas derajatnya PALSU dan BATIL. Karena semuanya itu dibuat dan disebarluaskan oleh para tukang cerita lalu dinisbatkan kepada Nabi saw secara dusta.
Riwayat tersebut tidak ditemukan sama sekali di dalam kitab hadits apa pun.
Setelah mengetahui kepalsuan dan kebatilan riwayat-riwayat di atas, maka sudah seharus bagi kita semua khususnya para wanita muslimah untuk tidak meyakininya sebagai hadits Nabi, apalagi melakukan amalan-amalan yang disebutkan di dalamnya dalam rangka mencari pahala dan keutamaan.
Semoga Allah melindungi kita dari keburukan ini semua.
Salam !
Sumber: Kajian Tematis Al Quran Dan As Sunnah (blackberry 284C70C3)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar